Gus Dur Buta Mata Buta Hati Itu Hoax. Ini Bukti dan Kesaksiannya

Orang orang yang diliputi kebencian dan para pemuja kegelapan selalu menebar fitnah bahwa Gus Dur itu buta. Bahkan Ketua Umum (bergelar Imam Besar) Front Pembela Islam Muhammad Rizieq Shihab menyebut Gus Dur itu buta mata dan buta hati. Tapi orang orang yang memiliki hati nurani, terlebih warga NU sangat meyakini bahwa Gus Dur awas matanya, bening hatinya.

Keyakinan ini bukan karena sikap berbaik sangka (husnu dzon) kepada kiai panutannya saja, tetapi memang nyata demikian adanya. Salah satu pengasuh Pondok Pesantren Ma`hadul Ilmi al Syari (MIS), pesantren tertua di Sarang, Rembang, Gus Rosikh, punya kesaksian atas awasnya mata Gus Dur di masa tua beliau.

Waktu itu, dua tahun setelah Gus Dur dilengserkan semena-mena oleh Amien Rais dan gerombolannya, Gus Rosikh bersama kakaknya, Gus Muhammad, sowan kepada Gus Dur di rumah Ciganjur Jakarta Selatan. Keduanya mewakili pondok MIS menyampaikan surat undangan untuk meminta Gus Dur memberi mauidoh hasanah acara pondok.

Dengan diantar ajudan Gus Dur, Zastrow al Ngatawi, keduanya bertemu Gus Dur dan menyampaikan maksud kedatangan mereka. Sebuah amplop berisi satu lembar kertas HVS ukuran kwarto berkop surat pondok diberikan.

Gus Dur langsung membuka amplop tersebut dan memegang lembaran suratnya. Disaksikan sendiri oleh Gus Rosikh dan Gus Muhammad, Gus Dur membuka mata kirinya yang selama ini diketahui masyarakat (termasuk di dalam foto foto beliau) terlihat terpejam karena masyhur diketahui, itu efek dari pernah sakit strokenya Gus Dur.

Dilihat dengan jelas oleh rombongan Ponpes MIS Sarang tersebut, Gus Dur membaca surat itu dengan mata langsung, tanpa kacamata!.

“Kami lihat sendiri, Gus Dur membaca dengan matanya langsung. Surat  dari saya didekatkan di muka beliau dan dibaca dengan seksama. Jadi Gus Dur itu tidak buta, kata Gus Rosikh saat ditemui di rumahnya, di kompleks Ponpes MIS Sarang,” Rabu (24/5) malam. Gus Rosikh mengatakan itu dengan mempraktikkan Gus Dur seperti sedang membuka kacamata, agak menjauhkan pandangan mata dari kertasa undangan yang dibaca.

Masih dengan memegang surat tersebut, tutur Gus Rosikh, beliau bertanya dalam bahasa Jawa.

“Tanggal iki aku iso teko. Jam piro acarane? (di tanggal ini aku bisa datang. Jam berapa acaranya~red),” tanya Gus Dur tanpa meminta membacakan surat itu. Spontan.

“Bakda isya, Kiai. Mulai jam 20.00,” jawab Gus Roskih.

Selanjutnya Gus Dur pun bercerita kalau ia pernah tiga kali mengaji pasanan (mengaji di bulan puasa) di Ponpes MIS Sarang. Gus Dur mengatakannya dengan berseloroh:

“Aku tahu mondok ning Sarang telung Tahun. Yokuwi telung posonan (aku pernah mondok di Sarang tiga tahun. Yakni tiga kali puasa),” ucap Gus Dur sambil tertawa, lantas disambut ngakak dua tamunya.

Seperti biasa di kalangan NU, suasana pembicaraan jadi jadi gerr-geran. “Saya baru tahu kalau Gus Dur tidak buta ya sejak mengundang beliau ke Sarang itu,” ujar Gus Rosikh.

Facebook Comments

About @beritasantri

Check Also

Sudah Suntik Meningitis dan Beli Oleh-oleh Haji, Pasutri Calhaj Yang Sudah Menunggu 10 Tahun Ini Gagal Naik Haji Sampai 2 Kali

Menteri Agama Fachrul Razi resmi mengumumkan pembatalan pemberangkatan jamaah calon haji (calhaj) ke tanah suci …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *